Kontroversi Temuan Permainan Proyek di Pemda Mimika
Temuan Permainan Proyek di Mimika yang sudah lama bergulir tanpa mempertimbangkan UU Otsus Papua


Temuan Kontroversial di Pemda Mimika
Belakangan ini, media terpercaya mengungkapkan adanya temuan permainan proyek di pemerintahan daerah (pemda) Mimika. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pokja pengadaan barang dan jasa terlibat dalam praktik yang meragukan. Hal ini melibatkan anggota DPRD Mimika terpilih dengan suara terbanyak pada pemilu legislatif 2024, yang diidentifikasi sebagai anak dari seorang pengusaha terkenal, yang dikenal luas dengan julukan 'spesialis pemenang tender'. Temuan ini telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat.
Reaksi Masyarakat dan Diskusi di Grup WhatsApp
Di platform grup WhatsApp APS Mimika dan grup lokal lainnya, diskusi tentang isu ini semakin hangat. Banyak anggota masyarakat yang angkat bicara mengenai keadaan di mana proyek-proyek pemerintahan seharusnya memberikan manfaat bagi warganya, namun malah terkesan dikuasai oleh segelintir orang. Diskusi ini tidak hanya menyentuh masalah proyek tetapi juga memperlihatkan amarah dan harapan masyarakat agar DPRD Papua Tengah, termasuk Jhon N.R. Gobai, menegakkan hukum dan melindungi hak para kontraktor lokal. Ada juga suara-suara yang mendukung pak Prof. Hiro Taime, yang dikenal aktif dalam advokasi bagi orang asli Papua.
Harapan dan Tindakan dari Pemda Mimika
Ketua APS Mimika, dalam beberapa pernyataan terbarunya, berharap agar Bupati Johanes Rettob dapat menanggapi kasus ini dengan serius. Para kontraktor orang asli Papua merasa bahwa hak mereka telah dirampas oleh pihak luar yang menguasai proyek-proyek besar dengan praktik yang dianggap tidak transparan. Harapan ini bukan tanpa alasan; masyarakat ingin melihat tindakan nyata dari pemda guna menjalankan pemerintahan yang bersih, serta menyediakan kesempatan yang sama bagi semua pihak dalam pengadaan barang dan jasa.
Setiap orang berhak mendapatkan keadilan dalam proses pengadaan publik, tidak hanya segelintir individu terpilih yang mampu memenangkan tender dengan cara-cara yang meragukan. Jika pemda tidak dapat berkomitmen untuk memperbaiki sistem ini, maka kepercayaan masyarakat akan terus berkurang. Dan jika dukungan dari semua pihak, termasuk DPRD dan masyarakat, dapat bersatu, maka idealisme pemerintahan yang baik dan bersih masih bisa dicapai.